KOTA Semarang dikenal dengan oleh-oleh bandeng duri
lunak, yang di proses menggunakan Panci Presto. Namun siapa sangka
dengan pengolahan Bandeng Duri Lunak ini mampu menciptakan lapangan
kerja baru bagi ibu ibu dan para pemuda yang mengalami PHK akibat krisis
moneter beberapa tahun yang lalu.
Adalah Dimas Kurniadi & Fransisca Ani yang
meng-inspirasikan merek Bandeng Du'Nak yang dahulu dirintis kedua
orangtuanya,
pasangan orang tua nya Bp. Ignatius Moegiman & Ibu Yohana Fransisca
Titik Darmijati yang dahulu terkenal menjadi juru masak di kota asalnya
sejak tahun 1982 (saat Dimas Kurniadi lahir). Dimas Kurniadi
mengatakan kata DuNak sendiri bukan muncul tanpa sebab. Sesuai
informasi dari orang tuanya, bahwa kata DuNak selain singkatan dari Duri
Lunak, dahulu saat pertama kali mengolah Bandeng, prosesnya menggunakan
dunak, karena belum atau tidak memiliki alat lain selain dunak tsb.
Didalam perjalanannya, Dimas Kurniadi yang sudah merintis usaha di bidang Sablon Gelas dan MUG yaitu SGS Semarang mulai teringat lagi usaha orang tuanya dahulu, dan terbersit untuk kembali melanjutkannya.
Setelah mendapatkan catatan resep dan cara pengolahannya, Dimas Kurniadi
menciptakan variasi rasa disesuaikan dengan penikmat Bandeng di
Indonesia dan memberikan kombinasi sambal yang tepat dan mak nyuss. Dan
mengikuti pasar Bandeng dengan proses kemasan Vacuum yang bisa tahan
lama, agar bisa dikirim ke Seluruh Indonesia.
Kemasan Vacuum ini bisa
tahan tujuh hari bila kemasan masih dalam kondisi bagus / tidak rusak.
Dan disimpan didalam frezzer bisa menambah ketahanan Bandeng tsb hingga 2
bulan. Kalau yang kemasan plastik biasa hanya bisa tahan 1 hingga 2
hari saja.
Bandeng DuNak kemasan Vacuum
dijual per kilogram dengan kemasan kotak, satu kilo Bandeng DuNak
dihargai Rp 65.000. Sedangkan yang kemasan plastik biasa seharga Rp 50.000.--- red. Info Jateng.